Demam akik masih tetap menempa. Narasi penemuan batu juga bermacam. Kesempatan ini datang dari Dusun Seriang, Desa Petunang, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan. Seseorang penyadap karet temukan batu petir di pohon-pohon.
Momen ini berlangsung seputar empat bln. lantas. Ep, nama penyadap karet itu awalannya tengah beristirahat di tepi gubuk Kali Seriang. Waktu itu, siang mendekati sore berlangsung hujan.
" Hujannya tak besar hanya diimbangi angin serta petir, " kata Usu, pekerja di seputar perkebunan itu pada detikcom, Selasa (24/3/2015).
Rupanya petir itu menyambar pohon karet yang jaraknya 200-300 mtr. dari posisi Ep. Sesudah hujan reda serta petir hilang, Ep hampiri pohon itu. Disana, dia lihat ada sebongkah batu melekat di pohon.
" Besarnya empat jari tangan orang dewasa, warnanya putih kusam, " jelas Usu.
Batu itu menancap di pohon dengan kedalaman seputar dua jari. Hingga tak susah untuk Ep untuk mengambilnya.
Menurut narasi warga seputar, ada tiga type batu petir. Ada yang berwarna merah, putih serta hitam. Beberapa tetua setempat meyakini, batu itu dapat mempunyai tuah untuk melindungi api tak meluas, apabila berlangsung kebekaran rimba.
Kemudian, Ep membawa batu petir itu ke Usu serta rekan-rekannya. Mereka juga lalu mengolahnya jadi batu cincin sampai sebagian ukuran. Ep juga memperoleh satu cincin.
Batu petir itu saat ini jadi penambahan koleksi Usu yang didapat di lokasi Musirawas. Selama ini, dia telah mempunyai koleksi raflesia junjung darajat serta lain-lainnya.