Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu mengimbau beberapa perajin batu akik di daerah itu untuk memakai alat pelindung waktu memotong serta mengasah batu akik.
" Butiran halus batu sisa pengasahan itu seperti debu yang lain beresiko untuk kesehatan, " kata Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu Amin Kurnia di Bengkulu, Senin (30/3).
Karenanya, Dinas Kesehatan menurut dia telah bikin imbauan pada beberapa perajin supaya memakai pelindung serta melindungi sekitar lingkungan. Imbauan itu telah di sampaikan pada orang-orang terlebih perajin batu akik lewat mass media lokal.
Ada empat imbauan yang di sampaikan Dinas Kesehatan pada beberapa perajin batu akik yaitu pertama supaya beberapa perajin memakai alat pelindung diri berbentuk masker, kacamata serta alat penutup telinga waktu memotong serta mengasah batu akik.
Beberapa perajin kata dia juga diimbau tak merokok atau makan/minum waktu memotong atau mengasah batu akik. " Lantaran bila mengasah sembari merokok, debu dari batu itu dapat masuk ke pada badan, " tutur dia.
Selanjutnya, perajin juga disuruh tutup makanan serta minuman yang ada di seputar tempat pengasahan batu akik hingga tak terserang debu.
Beberapa perajin juga disuruh membersihkan tangan dengan air bersih serta sabun sesudah bekerja atau saat sebelum makan serta minum. " Kami mengimbau perajin batu akik supaya memerhatikan kebersihan serta kesehatan, jangan sempat banyak orderan meremehkan standard kesehatan, " ucapnya ditulis Pada.
Pada awal mulanya salah seseorang pengurus Asosiasi Batu Mulia Bengkulu Hernanda Astri menyampaikan sekarang ini diprediksikan ada 1. 000 orang perajin batu akik didalam lokasi Kota Bengkulu. " Belum termasuk juga beberapa perajin yang ada di sembilan kabupaten, terlebih sentra bahan baku batu akik seperti Kabupaten Bengkulu Utara serta Kaur, " kata dia.
Ia menyampaikan beberapa perajin mesti melindungi kesehatan diri sendiri serta lingkungan hingga usaha itu tak jadi sumber permasalahan baru di orang-orang.