Batu Citrine (Kecubung Kuning)

Batu Citrine (atau Kecubung Kuning) adalah salah satu batu permata yang paling populer yang ada saat ini. Batu ini termasuk dalam golongan besar Quartz (SiO2). Lebih khusus lagi, batu ini adalah varietas Macrocrystalline Quartz yang berwarna kuning sampai kuning emas. Nama “Citrine” berasal dari bahasa Perancis “Citron” yang artinya “Lemon”, meskipun warnanya cenderung lebih keemasan daripada kuning lemon.

Batu Citrine alami sebenarnya cukup langka dan karena itulah menjadi lebih mahal daripada kebanyakan varietas Quartz lainnya. Batu Citrine yang ada saat kebanyakan berasal dari proses pemanasan atau treatment Heated (batu dipanaskan pada suhu yang tinggi untuk meningkatkan warna dan kejelasannya. Treatment ini biasanya dilakukan pada batu mulia jenis Sapphire, Ruby, Tanzanite, Apatite dan Zircon biru) untuk mendapatkan warna emas yang menarik. Hampir semua batu Citrine yang dipanaskan akan menunjukkan nada warna kemerahan.

Batu Citrine sangat berkaitan erat dengan batu Kecubung (Amethyst), varietas lain dari Macrocrystalline Quartz. Satu-satunya perbedaan antara Citrine dan Amethyst adalah tingkat oksidasi ion besi (Fe3) yang ada pada kristal Quartz tanpa warna. Ketika Quartz dipanaskan, jejak besi berkurang, sehingga melemahkan warna ungunya dan menjadi lebih emas atau oranye. Ametrine adalah kombinasi dua warna (Bicolor) alami dari keduanya, Citrine yang keemasan dan batu Kecubung (Amethyst) yang ungu, berada dalam satu spesimen.

Gambar Batu Citrine (Kecubung Kuning) 02

Cara Mengidentifikasi dan Mengenali Batu Citrine:

Batu Citrine dapat dengan mudah diidentifikasi melalui sifat Quartz-nya yang berbeda. Batu ini adalah salah satu dari beberapa batu permata yang secara alami memiliki warna kuning sampai keemasan. Batu permata berwarna serupa lainnya biasanya jauh lebih keras seperti batu Safir (Sapphire) dan batu Topaz, atau jauh lebih lunak seperti Sphalerite dan Sphene. Golden Beryl, Orthoclase, and Tourmaline juga sering menyebabkan kebingungan karena kemiripannya dengan Citrine. Batu Citrine alami memiliki warna emasnya yang menarik karena adanya unsur besi. Memiliki rumus kimia SiO2, dengan tingkat kepadatan 2,60 sampai 2,70, dan indeks bias 1,544 sampai 1,553, ciri ini bisa membantu membedakan batu Citrine dengan batu permata serupa lainnya.

Batu Citrine memiliki transparansi yang sangat baik. Spesimen yang terlihat bening ketika diamati dengan mata cukup umum dan mudah dijumpai, sehingga terkadang menjadikan alasan pembeli untuk mencari yang ada inklusinya sedikit. Batu Citrine memiliki kemilau seperti kaca ketika dipotong dan dipoles.

Saat ini, batu Citrine yang tidak melalui proses treatment semakin langka. Kebanyakan batu Citrine yang ada saat ini adalah berasal dari batu Kecubung (Amethyst) dan Smoky Quartz yang telah melalui proses treatment pemanasan atau Heated (batu dipanaskan pada suhu yang tinggi untuk meningkatkan warna dan tingkat kejelasannya). Treatment ini akan mengubah warnanya secara permanen dan stabil, dan biasanya dilakukan langsung dari lokasi tambang. Batu Citrine yang telah melalui proses treatment ini biasanya akan menunjukkan warna kemerahan.

Batu Citrine natural yang tidak berasal dari batu Kecubung (Amethyst) dan Smoky Quartz yang telah melalui proses treatment biasanya berwarna kuning pucat sampai keemasan dan sering disertai dengan nada kecoklatan. Warna yang lebih gelap biasanya berkisar dari oranye emas sampai coklat emas. Warna yang gelap biasanya lebih dicari daripada yang berwarna kuning-muda lemon.

Gambar Batu Citrine (Kecubung Kuning) 03

Lokasi Penambangan Batu Citrine:

Meskipun deposit batu Citrine bisa ditemukan di seluruh dunia, Brazil adalah sumber yang paling terkenal. Sumber penting lainnya antara lain: Argentina, Bolivia, France, Madagascar, Myanmar (Burma), Namibia, Russia, Scotland, Spain, Uruguay, dan Zambia.

Penggunaannya Sebagai Perhiasan:

Batu Citrine sangat cocok untuk semua jenis desain perhiasan, termasuk cincin. Batu ini tergolong keras (dengan tingkat kekerasan 7 skala Mohs), tahan lama, dan awet digunakan pada perhiasan sehari-hari. Batu ini biasanya dipakai sebagai liontin atau cincin, tetapi juga dapat digunakan untuk kalung, pin, dan bros. Batu Citrine juga cukup populer untuk digunakan dalam manik-manik dan perhiasan model untaian. Batu ini adalah favorit bagi banyak penggemar perhiasan dan desainer karena tersedia dalam berbagai bentuk dan potongan. Batu Citrine merupakan salah satu batu permata berwarna emas yang paling populer di pasar saat ini dan harganya tidak terlalu mahal meskipun berukuran besar.

Perawatan Batu Citrine:

Meskipun batu Citrine tergolong keras dan awet, masih ada beberapa jenis batu permata lainnya mampu menggores batu ini, seperti batu Topaz, Spinel, batu Safir (Sapphire), dan Berlian (Diamond). Berhati-hatilah jangan memakai atau menyimpan batu ini saling berdekatan dengan batu permata lainnya, terutama ketika terlibat dalam kegiatan fisik yang berat seperti olahraga, atau ketika melakukan pekerjaan rumah tangga, untuk menghindari terjadinya gesekan. Batu Citrine bisa dibersihkan dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan. Anda dapat mengusap batu ini menggunakan kain atau sikat yang lembut. Pastikan untuk membilas dengan bersih untuk menghilangkan sisa-sisa residu sabun.

Seperti halnya batu permata berwarna lainnya, menggunakan pembersih berbahan kimia keras (seperti pemutih atau yang mengandung asam sulfat) sangat tidak dianjurkan. Pembersih ultrasonik biasanya masih dianggap aman untuk membersihkan batu Citrine, namun pembersih uap (Steam Cleaner) harus dihindari karena batu ini cukup sensitif terhadap panas. Hindari kontak yang terlalu lama dengan sinar matahari langsung atau kondisi suhu yang ekstrim. Ketika menyimpannya, bungkus dengan kain yang lembut dan letakkan di dalam kotak perhiasan yang berlapis kain untuk memberikan perlindungan ekstra.

Batu Citrine (Kecubung Kuning) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: KolBuntet